Selasa, 07 Februari 2012

PENYELESAIAN KONFLIK BERBASIS BUDAYA LOKAL



PENYELESAIAN KONFLIK BERBASIS BUDAYA LOKAL
 (STUDI TERHADAP BUDAYA SETAWAR SEDINGIN DI KOTA BENGKULU)
Oleh: Wira Hadi Kusuma



ABSTRAK

Konflik adalah sesuatu yang hampir tidak mungkin bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Selama masyarakat masih memiliki kepentingan, kehendak, serta cita-cita konflik senantiasa “mengikuti mereka”. Oleh karena dalam upaya untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan pastilah ada hambatan-hambatan yang menghalangi, dan halangan tersebut harus disingkirkan. Tidak menutup kemungkinan akan terjadi benturan-benturan kepentingan antara individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Jika hal ini terjadi, maka konflik merupakan sesuatu ayang niscaya terjadi dalam masyarakat. Salah satu hal yang penting dapat dijadikan model dalam resolusi konflik (conflict resolution) adalah budaya lokal (local wisdom). Masayarakat Kota Bengkulu mengenal istilah atau  hukum adat yang menjadi alternatif dalam proses penyelesaian perkara adalah Setawar Sedingin. Konsep ini bagi masyarakat Kota Bengkulu adalah hal yang penting untuk dilestarikan dan dikembangkan dikemuadian hari. Pada studi ini penulis ingin mengetahui bagaimana konsep Setawar Sedingin sebagai model penyelesaian konflik di Bengkulu? Dengan demikian, diharapkan melalui  studi ini dapat mengetahui bagaimana konsep Setawar Sedingin sebagai salah satu alternative bagi resolusi konflik. Studi ini adalah jenis penelitian pustaka yang bersifat deskriptif, yang akan memaparkan konsep Setawar Sedingin, dan proses pelaksanaannya bagi masyarakat Bengkulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar